Akhirnya sirine yang kutunggu
itupun berbunyi. Dengan iramanya yang khas, sirine itu menjadi sinyal untuk
kami agar segera melaksanakan apel sore dan bersiap untuk pulang ke asrama.
“Jaga kondusifitas keamanan
sekitar dan setiap anggota wajib memberi tauladan yang baik kepada masyarakat”,
kata komandan regu kami mengakhiri amanatnya pada sore hari yang mendung itu.
Akhirnya setelah rutinitas
mengisi daftar hadir, aku segera berlari kecil untuk bergegas keparkiran motor,
untuk mengambil kendaraanku. Rasanya birahuku sudah sampai diubun-ubun ingin
segera menyalurkan hasrat bilogisku yang begitu bergelora.
Namaku Tantri seorang polisi
wanita yang bertugas di sebuah kabupaten kecil di negeri ini. Seperti layaknya
anggota polwan, tubuhku langsing dan kencang karena hasil latihan fisik rutin
yang selalu di lakukan setiap hari. Warna kulitku kecoklatan khas negeri ini,
banyak orang yang mengatakan warna kulitku eksotis. Tinggiku 169 dan tergolong
tinggi semampai, rambutku tentu saja pendek sampai ke tengkuk. Banyak orang
yang bilang, semula tidak kupercayai, bahwa aku tergolong wanita dengan hasrat
seksual yang besar. Mereka mengatakan ini karena sosok tubuhku agak bungkuk
seperti bongkok udang. Tentu semua omongan ini hanya kuanggap omong kosong.
Namun perlahan aku seperti membuktikan sendiri kebenaran omongan ini.
“rrrrrrrt,rrrrrrrrrrt”
Tanda getar di ponsel menandakan
ada sinyal sms masuk.
Sambil duduk di jok motor aku
buka hp dan membaca isinya , “ Hai Mbak sexy kutunggu kamu di kontrakkan sudah
kusiapkan kejutan yang manis buat kamu”.
Itu sms dari laki-laki misterius
yang telah berhasil membuatku jatuh hati dan menyerahkan segalanya.
Naluri kewanitaanku secara
alamiah bangkit bahkan hanya dengan membaca sms ini. Betapa mahirnya laki-laki
yang bernama si Alex ini membuatku ketagihan secara seksual.
Dengan hati yang berdegup secara
kencang, aku pacu sepeda motorku untuk menuju kontrakan Alex yang terletak
tidak jauh dari asrama tempatku tinggal. Sebagai wanita, kami dibudayakan
tertutup secara seksualitas. Bahkan kami tidak diajarkan oleh leluhur kami
untuk menikmati aktifitas bersenggama dan berhak memperoleh kenikmatan yang
sama seperti halnya laki-laki. Namun Alex perlahan namun pasti mengajarkanku
arti nikmatnya berhubungan badan.
10 menit kemudian sampailah aku
di kediaman Alex yang cukup mewah untuk ukuran warga kabupaten ini. Alex
sendiri adalah seorang mahasiswa anak dari orang tua yang cukup berada.
Tubuhnya hanya sedikit lebih tinggi dariku dan dia berkulit putih. Usianya 4
tahun dibawahku, Posturnya sangat terjaga karena dia rajin berolahraga. Awal
pertemuan kami terjadi di sana.
Sebagai anggota kami diharuskan
untuk menjaga bentuk tubuh. Apalagi untuk wanita, bulliying dari senior akan
sangat sadis bila kedapatan tubuh kami sedikit berlemak. Sejak lulus dari
asrama, olahraga pagi adalah makanan sehari-hari. Secara rutin aku berlari,
fitness dan mengikuti aerobik yang diadakan di gor olahraga ataupun stadion
kabupaten.
tempat fitnes Jos Gym yang
menjadi saksi awal pertemuanku dengan Alex. Saat itu, ditengah keasyikan
berlatih ada seorang laki-laki yang mendatangi dan menyapa.
“ halo, selamat sore, maaf
mengganggu Mbak ini aparat ya?”
“ iya benar, Mas siapa ya??”
Jawabku dengan nada tegas dan
ketus karena kami memang dilatih demikian.
“ perkenalkan nama saya Alex”
sambil menjulurkan tangan, tanda ia ingin berkenalan.
“ Tantri” jawabku sambil menjabat
tangan Alex
“ Mbak maaf ya gerakannya sudah
bagus kok, tapi kurang tepat, ini saya tunjukkan gerakan yang benar”
Alex kemudian mengambil dumbel
tersebut dan mencontohkan gerakan yang tepat dibandingkan gerakan yang tadi aku
lakukan.
“ Untuk latihan kaki gerakan yang
benar seperti ini Mbak, harus jongkok sampai kebawah ,dengan ini Mbak bisa
membentuk pantat, betis, tungkai dan tumit sekaligus”
Aku memperhatikan dengan seksama,
sambil menaruh kesan awal yang baik kepada pemuda ini. Bahasanya baik, sopan,
tempangnya ganteng, dan yang terpenting dia berani untuk mengajak ngobrol
seorang anggota. Bukan rahasia umum, banyak laki-laki yang selalu melirik atau
terpesona dengan kecantikan maupun kesexyan polwan yang biasa berbalut busana
kerja ketat, namun sayang tidak mempunyai KEBERANIAN untuk mendekati kami.
itulah yang membuat beberapa diantara kami kesulitan untuk menemukan pasangan
hidup.
Tapi pemuda ini berbeda. Dia bisa
mendekatiku dengan lembut dan sopan seperti gentleman. Mungkin itu alasan dia
segera mendapatkan tempat di hatiku. Sore itu kami lalui dengan penuh senyum
dan canda. Obrolan diantara kami begitu cair dan akrab. Kuperhatikan dari kaca
yang bertebaran di tempat fitnes ini bagaimana Alex mencuri-curi pandang
terhadap kesintalan tubuhku. Hari itu sebenarnya aku mengenakan pakaian yang
biasa saja. Aku mengenakan kaos ketat tanpa lengan warna merah yang menampilkan
keeksotisan warna kulitku. Mungkin karena ketatnya kaos yang kukenakan, buah
dadaku yang tergolong cukup berisi juga terekspose secara maksimal. Untuk
bawahan aku kenakan celana training panjang yang menutup rapat sampai mata
kaki.
“ sekarang kita latihan trisep ya
Mbak Tantri” alex berkata sambil mengambil barbell ukuran 4 kg yang berada di
rak.
“ bagaimana gerakannya??” tanyaku
Jujur olahrafga fitnes memang
baru buatku. Di asrama aku biasa olahraga lari mengelilingi asrama, push up,
sit up, atau berlatih bela diri karate yang memang diajarkan.
“ pegang barbell dengan kedua
telapak tangan Mbak di ujungnya, Seperti ini. Kemudian angkat kedua tangan Mbak
rapat di kepala, trus lengan ditahan, barbell diturunkan kebelakang kepala,
satu set hitungan 10 kali”
Gerakan ini aku lakukan menghadap
kaca besar di salah satu sudut Gym. Pada pantulan kaca aku bisa melihat kedua tanganku
terangkat. Kaos tanpa lengan yang kukenakan membuat ketiakku dapat terlihat
jelas oleh Alex. Dia berdiri tepat dibelakangku untu menahan kedua lenganku
agar tetap lurus. Alex terlihat sangat terpesona dengan kedua ketiakku yang
mulus tanpa bulu itu. Selain itu posisi ini membuat bulatnya dadaku semakin
menonjol karena kedua tanganku terangkat tinggi keatas.
“ ayo mulai Mbak 1……2………3”
Gerakan latihan trisep itupun
dimulai dengan sebuah pantulan cermin yang cukup membuat jantungku berdebar.
Posisi kami benar-benar menempel. Dapat kurasakan nafas Alex yang berderu lebih
cepat. Bahkan tanpa Dia sadari ada benda yang tiba-tiba menonjol di bawah
celana trainingnya. Alex terangsang batinku.
“ Mbak Tantri harum, aku suka bau
badan Mbak….10 cukup”
Bisik Alex ketelingaku sambil
mengambil barbell yang cukup berat untuk kuangkat.
Sambil mengambil nafas karena
kelelahan dan sedikit horny kami lanjut ngobrol. Entah kenapa aku mudah sekali
horny. Saat inipun wajahku bersemu merah, orang awam pasti melihat wajar wajahku
merah karena habis olahraga tapi jujur sebenarnya aku terangsang. mungkin
karena melihat seorang pria tampan yang berdiri tepat dibelakangku sambil
pandangannya sangat mengagumi kemolekan tubuhku membuatku sangat terangsang.
Atau juga karena tingkat stress di lingkungan kerjaku yang sangat tinggi yang
membuatku mudah terangsang, entahlah.
“ Mbak kenapa ikut fitnes
disini?”
“ iya biar badanku gak gemuk”
“ badan udah sexy gini kok
dibilang gemuk”
“ hush badan semok gini kalo
diliat seniorku masih dibilang gemuk tau”
“ berat ya pekerjaan Mbak”
“ iya makanya jarang ada cowo
yang deketin aku”
Tanpa sadar aku mengucapkan
pikiran negatif yang timbul sendiri. Mungkin karena perasaan bahwa kami ini
karena tugas menjadi bukan seperti wanita normal.
“ ada aku kok Mbak Tanti yang mau
sama kamu he he” kata Alex sambil bercanda
“ ha ha nanti juga kamu ketakutan
sama aku, kayak cowo kebanyakan”
Ujarku sambil melagkah ke ruang
ganti untuk berganti baju.
Pertemuan kami hari itu diakhiri
tanpa ada yang spesial. Kami melangkah pulang kerumah masing-masing untuk
kembali beraktifitas keesokan harinya.
Namun mungkin karena pertemuanku
yang pertama itu dengan Alex, fitnes menjadi semakin rutin kujalani. Setiap
sore kudatangi Jos Gym untuk berlatih. Alex juga demikian, dia selalu ada di
tempat latihan setiap aku ada disana. Setelah dua mingguan rutin belatih kami
baru tahu kalo sebenarnya rumah kami berdekatan. Jarak rumah kontarakan Alex
hanya berjarak sekitar 7 menitan dari asramaku.
Selama dua minggu itu entah
kenapa aku selalu ingin tampil sexy di hadapan Alex. Aku selalu mengenakan baju
ketat tanpa lengan yang membuat lekuk tubuhku terlihat. Bahkan yang juga
membuatku malu, aku mengenakan training panjang ketat yang bahkan membuat
celana dalamku kadang-kadang terlihat. Penampilanku yang demikian rupanya
membuat Alex juga semakin berbinar-binar matanya. Sering ketika kami sedang
Alex tiba-tiba ijin untuk ke kamar mandi, katanya kebelet ingin buang air.
Hanya dalam dua minggu perubahan
telah tampak di tubuhku. Pantatku semakin kencang, dan mungkin yang membuat
Alex semakin berbinar adalah dadaku terlihat semakin berisi akibat latihan yang
rutin. Gairah dan libidoku rupanya ikut berubah setelah latihan yang rutin. Kurasakan
tubuhku begitu bergairah, namun sebagai wanita yang tidak tahu cara
melampiaskannya, gairah ini kupendam sebisanya.
Sering terjadi ketika di asrama,
gairahku meninggi kususnya pada malam hari. Biasanya menjelang tidur dengan
libido seperti ini, kulepas seluruh busana yangmelekat di tubuhku, kadang cd
tetap kekenakan kadang juga kutanggalkan . Sering teman-teman kamar yang
tinggal seasrama terkejut ketika bangun dan menyadari bahwa sahabatnya tidur
tanpa sehelai benangpun.
Buatku pribadi pengalaman tidur
telanjang merupakan salah satu bentuk pelampiasan terhadap gairah yang begitu
memuncak. Sering aku tidur tengkurap agar putingku yang tanpa penghalang
bergesekan dengan seprei kasur dan sensaninya luar biasa. Cd yang melekat di
daerah kewanitaanku sering kulepas dan tanganku yang nakal sering menggeseknya
dengan guling atau selimut. Aku termasuk wanita yang pembersih. Setiap seminggu
sekali selalu kucukur rambut-rambut yang tumbuh di arena intim dan ketiakku,
dan melumurinya dengan ramuan tradisional yang mampu membuatnya bersih dan
wangi.
Pengaruh libido dan hormon
seksual jelas mempengaruhiku, dan jujur akupun telah melakukan eksperimen
seperti tidur telanjang untuk menyalurkannya, namun hingga detik itu aku masih
belum tau artinya sebuah kenikmatan seksual, sampai pagi itu Alex mengajakku
untuk aerobik pagi bersama.
*
“ mbak Tantri besok aerobic pagi
bareng yuk”
Itu bunyi sms Alex pada saat aku
sedang bersiap tidur.
“ ayo kebetulan besok hari
sabtu,kantor libur, jadi gak terburu-buru untuk apel pagi” jawabku
“horeeee, o ya boleh request gak
Mbak Tantri?”
“request apa ya Lex?”
“besok Mbak pake kaos merah yang
sexy itu ya!”
“emang kenapa Lex?”
“gak apa Mbak , Alex senaeng aja
kal liat Mbak pake baju itu”
“yau udah besok Mbak pake baju
itu deh”
“ makasih ya Mbak, besok jam lima
ditunggu ya deket stadion asrama”
“ haa jam lima??? Gak kepagian
tuh Lex??”
“ enggak Mbak udah rame kok jam
segitu”
“ ya uda jam lima teng mbak sudah
disitu, awas kamunya jangan telat ya mbak push up nanti”
“ siap Komandan”
Setelah tidur yang singkat,
akupun bangun untuk kemudian sebentar menggosok gigi dan mengenakan pewangi
tubuh, aku berangkat menuju stadion dekat asrama tepat jam lima pagi. Betapa
terkejutnya aku karena stadion masih sepi sekali. Bahkan suasanapun masih
gelap.
“ pagi Mbak Tantri, mari masuk”
seru Alex menaymbutku di parkiran. Sikapnya masih gentel seperti biasa.
“ Alex kamu hebat tepat waktu,
tadinya Mbak udah mau ngepush kamu. tapi ini masih sepi sekali, katamu udah
rame??”
“ hush sini deh Mbak ada yang
Alex mau omongin ama Mbak”
Kami kemudian masuk ke stadion.
Dengan lapangan yang biasa mementaskan pertandingan tim daerah kami yang
berlaga di divisi 2. Tribun penonton yang kosong. Lampu sorot yang berfokus
menyorot ke lapangan. Sitambah udara pagi. Tentu suasana agak horror dan
menyeramkan.
Alex kemudian terus berjalan
mengajakku kesebuah sudut stadion yang remang-remang.
“ Alex awas ya jangan macem2!!!
kamu kan tau siapa Mbak”
Kataku dengan nada tegas karena
naluri polisi yanglekas curiga dengan modus Alex yang sangat mencurigakan ini.
“ nggak deh Mbak, Alex toh tau
Mbak jago karate, bisa bonyok nantinya . Apalagi kalo dipenjara takut banget
deh Mbak. Ini alex Cuma mau jujur saja…..”
“Jujur apa alex???cepet donk
ngomongnya!!! Atau mbak panggi l temen-temen mbak yang lagi patroli
sekarang!!!” ancamku
“ ampun Mbak jangan donk, Alex
Cuma beliin ini kok buat Mbak.” Kata Alex sambil menyodorkan satu bungkusan
kado warna pink yang terbungkus sangat indah.
“ ya ampun Alex kejutan apa
ini??kamu baik sekali sama Mbak, jadi malu nih”
“ dibuka donk Mbak kadonya” kata
Alex
Dalam hati aku sangat bersyukur,
akhirnya dapat juga kado dari seorang pria. Sudah lama aku memendam rasa iri
ketika ada hari valentine, para pasangan saling berbagi kado, aku hanya
merayakannya dengan teman sesama wanita di asrama. Ketika kubuka kado yang
terbungkus indah itu, betapa terkejutnya ketika melihat kado ini adalah sebuah
kalung emas berbandulkan tanda cinta, dan sebuah coklat import yang pastinya
mahal.
“ Alex inikan mahal. Kamu yakin
ini buat Mbak????”
“iya Mbak sejak pertemuan pertama
Alex sudah jatuh cinta sama Mbak, kalung sama coklat itu hanya wujud cinta sama
sayang alex sama mbak kok”
“ kamu baik banget Alex.” Kataku
sambil sedikit menitikkan air mata karena terharu.
“ sini mbak Alex pakein
kalungnya, Alex sengaja minta Mbak pake baju merah ini biar leher Mabak yang
jenjang bisa dipasangin kalung cinta ini. “
Masih bergetar rasanya perasaan
ini melihat sebuah kejutan dari pria tampan dihadapanku. Begitu romantis
dirinya untuk membuatka terdiam ketika tangannya yang kokoh mengalungkan sebuah
kalung di leherku. Sangat lembut dan telaten dirinya untuk memasang kalung
cinta di leherku. Masih dalam suasana spechless dan terpesona, aku terlambat
menyadari dan begitu pasrah bahkan tanpa perlawanan ketika Alex mulai memelukku
dan langsung mendaratkan ciuman di bibirku. Ini adalah ciuman pertama yang
kualami dan rasanya begitu menggairahkan.
Alex memelukku demikian erat,
bibir kami berciuman dengan begitu bergelora. Kunikmati setiap momen ini,
saat-saat dimana bibir kami saling bertemu, saling menghisap, saling menjilat.
Dengan lihainya Alex mendaratkan ciuman yang begitu dalam, sangat intim, sampai
membawaku terbang langsung ke awang-awang. Mungkin sekitar 5 menitan kami
saling berpagut. Tanga kanan Alex memegang kepalaku dengan lembut, untuk
kemudian menatapku dengan pancaran penuh dan cinta menggelora.
“ Mbak Tantri aku cinta banget
sama Mbak”
Kata Alex singkat untuk kemudian
memagut mulutku dan kami kembali tenggelam dalam perciuman yang begitu panas,
mengalahkan dinginnya udara pagi hari itu. Dengan sabar Alex memanduku yang
masih hijau dalam masalah ciuman ini. Lidahnya membuka perlahan mulutku dan
mengundang lidahku untuk saling berbagi cairan kenikmatan. Dengan ragu
kujulurkan lidahku kedalam mulutnya dan disambut dengan hisapan yang begitu
sensasional. Alex sangat mahir berciuman dia bisa membuatku begitu terangsang
padahal tangannya tetap memeluk tubuhku tanpa beranjak kemana-mana.
Perlahan lidahku dikulumnya,
untuk kemudian aku ganti mengulum lidahnya. Begitu panasnya kami berciuman.
Dengan begitu mahir, Alex kemudia melepas pagutannya untuk kemudian berbisik
ketelingaku.
“Mbak percaya sama Aku ya, Alex
mau bawa Mbak ke langit ketujuh”
Alex membisikkan kalimat itu
sambil menatap wajahku yang telah merah padam karena malu. Anggukan mungkin
jawaban terbaik yang bisa kuberikan padnya karena bibirku sudah terbisu tidak
mampu mengucap satu katapun. Alex melanjutkan dengan membimbingku untuk berdiri
bersandar di sudut kecil stadion. Dalam posisi ini Alex langsung menyusur
pori-pori leherku. Menghirup aromanya pelan, untuk kemudian memberikan
ciuman-ciuman kecil yang intens disekitarnya. Ciuman untuk merangsang libidoku.
Tangan kirinya menengadahkan daguku untuk meudahkannya mencium dan menghisap
keindahan leherku. Posisiku saat ini mendangak sambil berdiri, dengan seorang
pria yang asyik mengoral leherku yang jenjang.
“aaaarrrgggghhhhhh”
Hanya itu yang dapat keluar dari
bibirku, sambil tanganku mengepal di balik bahu Alex berusaha mengendalikan
ledakan-ledakan syahwat yang mendesak keluar untuk dipuaskan. Tangan kanan A
lex mulai bergeriliya menyentuh bahuku yang tanpa pelindung. Mengelusnya
perlahan centi demi centi. Alex kemudian menghentikan hisapannya, meninggalkanku
dengan penasaran dan wajah yang merah padam ingin dipuaskan. Alex tersenyum
melihat wajahku sambil berucap
“Mbak semakin cantik saja kalo
begini”
Kutampar pelan dirinya untuk
menyembunyikan kemaluanku akan wajahku yang begitu bergairah. Dengan perlahan
Alex memasukkan kedua tangannya masuk ke sela ketiakku dan mengangkatnya ke
atas rapat disisi kepalaku.
“pegang besinya Mbak!”
Kata alex sambil meletakkan
tanganku untuk memegang besi yang menggantung 10 cm diatasku. Dalam postur
berdiri menyandar, dan kedua tangan terangkat tinggi ke atas, ditambah balutan
baju ketat merah, Alex secara perlahan mulai menempatkan kedua tangannya
disekitar buah dadaku yang masih terbungkus bra. Dia sisir perlahan tepi luar
dadaku untuk kemudian membuat gerakan berputar di sekiitar putingku yang telah
mengacung tegak. Kupegang erat besi yang ada di atas kepalaku, sambil mataku
terpejam dan dan kedua bibirku tertahan.
“hggggggggggggh”
Aku tak tau apa yang terjadi tapi
rasanya organ intimku berdenyut kemudian menyemburkan cairan yang membuat semua
tubuhku bergetar, darah seperti sampai diubun-ubun, dan semua pikiranku kosong
terbawa dengan erotisnya permainan Alex. Ini adalah orgasmeku yang pertama.
Padahal Alex baru memainkan putingku dari luar. Alex memelukku erat sambil
memberiku kesempatan meredakan orgasmeku. Setelah badai nikmat itu reda. Alex
memulai kembali geriliyanya terhadap tubuhku dengan mengangkat kaosku sampai
keatas dadaku.
“ jangan dilawan ya Mbak, tetap
pegang aja besi itu Alex mau buat Mbak mabuk kenikmatan”.
Kuturuti permintaannya. mungkin
benar karena sensasi orgasme yang baru saja kualami membuatku mabuk kenikmatan.
Alex turun ke perutku yang telah terbuka menghirup aromanya
“ aroma Mbak membuatku
tergila-gila”
katanya untuk kemudian dengan
rakus menyerbu pusarku dan memainkan lidahnya menari-nari disana. Rasanya geli
namun nikmat. Kembali kutengadahkan wajahku kelangit-langit sambil menggenggam
erat besi yang melintang diatasku.
Sambil menjilat pusarku tangan
Alex turun untuk membuka celana trainingku. Dalam posisi tertengadah aku tidak
menyadari ketika celanaku sudah terlepas meninggalkan cd warna merah yang masih
melekat menjadi pertahanan terakhirku. Alex menyentuh pahaku sebelah luar dan
sejenak kembali mengembalikan kesadaranku. Kulepas peganganku di palang dan
kubangunkan Alex untuk berdiri berhadapan denganku.
“ jangan Alex Mbak malu”
“gak apa Mbak percaya sama Alex”
“sudah kamu disini saja jangan
lihat kemaluan Mbak, malu”
“iya Mbak”
Alex kemudian menurut. Tapi dia
kembali menciumi ku dan kami saling berpagutan mesra. Aku masih berdiri hanya
dengan cd merah yang menutupi bagian bawah tubuhku. Kembali kedua tangan Alex
membuka sela-sela ketiakku dan membawanya keatas kepalaku untuk memegang
palang. Kuciumi dia dibibirnya dengan sedotan-sedotan dan permainan lidah yang
membara . Ditengah pagutan itu tangan Alex tiba-tiba masuk ke dalam celana
dalamku dan menyentuhnya dari perbatasan anus sampai ke pangkal klitoris.
“ Youre shaved Mbak, betapa
beruntungnya aku”
Itu bisiknya sambil naik menaik
turunkan tangannya membelai daerah kemaluanku dari dalam cd merah. Ini juga
pengalaman pertama daerah kewanitaanku disentuh oleh seorang laki-laki yang
diam-diam aku cintai dan rasanya begitu luar biasa. Kulepas ciuman kami,
dikarenakan desakan rangsangan dari bawah tak mampu kutanggung kembali, smpai
harus kutengadahkan lagi wajahku keatas memandang langit.
“ kamu cantik Mbak Tantri, kamu
sexy sekali”
“………hgg………………………………………”
Tidak mampu kutahan. Dengan
tangan Alex yang masih di area intimku kujepeit tangan itu. Aku orgasme. Semua
aliran darahdalam tubuhku seolah berkumpul di satu titik vagina dan meledak
disana. Oooooow nikmatnya. Begitu nikamatnya. Tangan Alex tetap mengocok cepat
meskipun kujepit erat.
“ ayo Mbak Jangan ada yang
ditahan nikmati sepenuhnya!!!!”
Bisik Alex kepadaku.
“hahhhh…………………………………………………………..”
Begitu nikmatnya… pikiranku
seolah sudah sampai di kahyangan.
Sensasi ini begitu dahsyat.
Membuatku melepas pegangan palang dan terjatuh di pelukan Alex.
“ ( heh…..heh….hehhh……) A…Alex”
“Ya Mbak” jawab Alex sambil
memeluk tubuhku
“nikmat balet Alex”
“bener Mbak?”
Aku mengangguk
“kenapa bisa senikmat ini batinku
“Alex akan terus member
kenikmatan buat Mbak, yang penting Mbak percaya Alex”
Aku kembali mengangguk.
Pagi itu merupakan petting awal
yang akan memulai petualangan seksualku yang luar biasa bersama Alex. Tentu
tidak ada olahraga hari itu. Lututku kopong seperti kehilangan kekuatan. Namun
Alex setia menemaniku sampai aku beranjak dari parkiran stadion menuju asramaku
kembali.
No comments:
Post a Comment