Waktu itu saya masuk sebuah
sekolah akademik diploma 1 tahun di Bandung, dan ternyata semua
mahasiswi-mahasiswinya di sini lumayan cakep-cakep juga. Setelah 2 minggu lewat
saya mulai akrab dengan semua mahasiswa-mahasiwa sekampus, dan terus terang di
jurusan saya (Manajemen Informatika), perempuannya hanya sedikit sekali, dan
kampus ini juga baru berdiri jadi belum begitu terkenal.
Setelah tiga minggu belajar di
kampus ini, ternyata ada mahasiswi baru yang cantik, putih dan bercahaya,
pakaiannya juga biasa-biasa saja tetapi semua laki-laki di kelasku, melongok
melihat dia. Yaa ampun, cantik benar nih. Jam mata kuliah pertama selesai dan
anak-anak laki-laki di kelasku banyak yang kenalan tapi terus terang hanya saya
dan temanku berdua bisa dibilang cool, kami hanya keluar dan makan di kantin.
Saya benar-benar belum punya
nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di kampus waktu itu. Dan dengan si
mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat lama sekali. Sebut saja nama
panggilannya Ani. Saya yang baru memasuki dunia baru di perkuliahan, dan
melihat cewek-cewek di kampus pun begitu menggebu-gebu nafsu birahiku. Tapi
saya hanya punya pikiran dan perasaan sama si Ani ini, mungkin banyak cowok
lainnya berpikiran dan berperasaan begitu juga, tapi saya tidak PD, dan saya
itu bisa dibilang pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, saya ini punya
wajah lumayan ganteng. Yaa.. itu sih menurut teman-temanku.
Waktu perkuliahan pun terus
berjalan, dan setelah 3 bulan lebih saya mulai akrab dengan Ani ini dan mulai
sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja, ataupun hanya menanyakan
tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi cuti kuliah di salah satu
perguruan tinggi swasta hukum terkenal di Bandung, tapi saya lupa waktu itu dia
semester berapa, yang saya ingat waktu itu saya berumur 19 tahun dan dia
berumur 22 tahun. Dan ternyata dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas,
walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran.
Saat kami berdua ngobrol, dia
suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah
menawan itu. Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga
kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya
bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kemaluan saya
berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang. Bayangkan
kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam
dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik
(tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek ini anak seorang yang kaya raya.
Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng
dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun
cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng
sama Ani, Dia pun sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah
terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin
main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum pernah
kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.
Suatu hari di kampus, mata kuliah
satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi
waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa
BT kalau di kampus saja, dan Ani memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya
ingin tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah
saya itu hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua)
dan rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling
cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau
hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain.
Kami pun berdua pergi ke rumah
saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Ani saya persilakan masuk ke
kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan
ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, Ted panas yaah hawa di Bandung
sekarang ini.
Iya nih! sambil kubawakan minuman
dingin yang sangat sejuk sekali.
Ted.. boleh nggak saya buka baju,
kamu jangan malu Ted, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh..
Waduh memang saya merasa malu
waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.
Aduuh gimana kamu ini, emang kamu
nggak malu sama aku? bantahku.
Tapi kan dia sudah ngomong kalau
dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk
mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya
ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang
super tipis dan kelihatan puting susunya. Waduh, saya sangat grogi waktu itu
dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan
saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi
hawa sedang panas-panasnya.
Ayo sekarang kamu mau curhat
lagi? kataku.
Nggak sih Ted, saya udah minta
putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus.
Ya udah.. abis gimana lagi,
katanya.
Dalam hatiku, asyik dia sudah
putus, dan saya pun berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat
wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit
bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu
tubuhku. Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas
ciumannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan
lidahnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini
adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun mengeluarkan suara desahan yang sangat
lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja
kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah dada yang sangat indah, putih,
bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus, sedikit warna merah di
seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali kupelentir
putingnya dan dia pun mendesah kuat, Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Ted, bagus
Ted, eenakk, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini
dibuatnya telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi.
Apa kamu sering melakukan ini
sama pacar kamu? kataku.
Iya Ted, tapi nggak sering.. aaksshh..
kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, dan
langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah itu.
Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia
menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana
dalamnya secara perlahan.
Oh iya, kami melakukannya di sofa
kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan
lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka CD-nya, yes.. dia memiliki
kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih perawan, dengan
pacarnya juga hanya melakukan oral sex. Tetapi saya belum berani untuk menjilat
kemaluannya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kemaluannya. Eh
ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku, Aaakshh.. hsstt
oks! dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil
dipegang dan dikocoknya. Waduuhh.. enak sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku
mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya,
tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. Ted, kamu punya barang gede enggak,
kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Ted, saya sangat
suka kamu punya barang, katanya sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya
ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.
Langsung saja kujilat liang
kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin
asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil, Uwuuhh oo.. sstt
akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth, sambil tubuhnya agak bergerak nggak
karuan, mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan
menikmati jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ
kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar
liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang
kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.
An, kamu masih perawan nggak?
Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs,
katanya. Ternyata dugaanku benar.
Tapi sama pacar kamu itu?
Iya tapi kalau aku sama dia hanya
oral aja, kata Ani.
Tapi Ted, gimana kalau kita ini
sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
Okh.. ookh.. okh.. sstt.. dia
mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan
tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku
ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke
liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini
hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset,
dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia.
Ted, ternyata pedih juga, aahh!
katanya.
Tapi teruskan saja Ted...
Kulihat wajahnya memang
mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih
tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya,
kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua
batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya
dan perjakaku.
Ssstt.. sstt.. desahannya yang
merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya.
Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik
turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku
sedang onani, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di
surga. Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, dia menjerit-jerit tapi
biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga.
Karena pasti suara jeritan Ani ini kedengaran. Terus Ted, aduhh Ted kok enak
sih.. aakss ssttss.. katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang
aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. Duuhh aahss sstt duh
An, aku mau keluar nih! kataku. Uuhhss sstt jangan dulu dong Ted.. bentar lagi
aja, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss
oohh akkhhss.. oohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini
aja, sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan.. Creett.. cret.. cret..
crret dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan sekitar
lehernya. Selesailah main-main sama Ani, dan waktu pun menunjukan arah jam 5
lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran
Mata Kuliah kedua.
Kami berdua terkulai dan
ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo
tape-ku pun sudah lama habis. Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun
bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya
selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian
mencari makan. Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu kami nonton
di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa.
Sesudah selesai nonton Ani tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya.
Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga
di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak
bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dia tinggal bersama bibinya, dan
memang tidak ada perhatian bibinya kepada Ani. Dan kami berdua pulang ke rumah
saya dengan membawa makanan ringan, minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di
rumahku, kami berdua mengobrol lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur
duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami
berdua.
sejak saat itulah kami resmi
berpacaran, dengan begitu makin sering juga kami melakukan perbuatan nikmat
seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.
No comments:
Post a Comment