Kisahku ini adalah kisah nyata, namun nama-nama dan
tempatnya sengaja aku ganti untuk menjaga kerahasiaan saja. Aku adalah seorang
wanita setengah baya yang kini berusia 35 tahun. Singkatan namaku SK, tapi
teman-temanku sering memanggilku Susi saja. Aku dilahirkan di Solo, kota yang
katanya banyak mempunyai wanita-wanita ayu. Teman-temanku sendiri sering bilang
aku ayu dan cukup seksi dengan ukuran bra 34D, lingkar pinggang 27, dan celana
nomor 32.
Kini tiba saatnya aku ingin menceritakan kisahku kepada
pembaca sekalian, kisah yang terjadi beberapa saat lalu di Jakarta.
Aku terbangun dari tidurku di atas sebuah ranjang ukuran
king size. Tubuhku telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Di kedua
payudaraku masih tersisa air mani pria yang lengket di kulitku. Di samping
kiriku, kulihat
Andre juga dalam keadaan bugil sedang tidur tertelungkup. Di
kananku, Tommy yang juga bugil tidur dalam posisi miring dengan kaki agak
tertekuk.
Kudengar suara orang menggerakkan badannya agak jauh. Aku
duduk di atas tempat tidurku, dan kulihat Dewi dengan tubuh mulusnya yang
telanjang bulat sedang membalikkan badan, dan meneruskan tidurnya. Di
sampingnya ada Donny yang tidur telanjang bulat dalam posisi terlentang, dan
mm..ini pemandangan yang menggairahkanku, batang kemaluannya dalam posisi
tegang mengacung ke atas.
Aku turun dari tempat tidur, dan menuju ke arah Donny.
Tanganku mulai nakal mengocok-ngocok batang kemaluannya. Donny mulai bereaksi,
tanpa sadar pinggulnya ikut irama naik-turun. Aku mempercepat kocokan tanganku
di batang kemaluannya. Donny terbangun dan tersenyum melihatku.
“Wow, Sus, enak banget kocokan kamu, terus sayang.. oh..
oh,” Donny berkata padaku sambil mulai terengah-engah.
Aku kemudian bangkit dan menaiki tubuh Donny. Kuarahkan
batang kemaluannya yang telah besar dan menegang itu ke lubang kemaluanku.
Kumasukkan pelan-pelan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluanku, dan aku
mulai bergerak naik turun di atas tubuh Donny. Nikmatnya memang luar biasa
sekali, aku merasakan batang kemaluan Donny menusuk-nusuk rahimku. Donny kini
mulai mengimbangiku. Dia pun asyik memainkan pinggulnya, sementara kedua
tangannya memegang erat pinggangku. Lidahnya mulai bermain mengisap dan
menjilati payudaraku.
“Don, tetekku ‘kan masih ada bekas pejunya,” aku
memperingatkan.
“Ah, cuek,” kata Donny sambil terus menjilati dan mengisap
puting payudaraku.
Lalu dengan kecepatan luar biasa, Donny membalik tubuh kami
berdua tanpa melepaskan batang kemaluannya dari lubang kemaluanku. Kini Donny
yang di
atas, dia yang bergerak aktif memasukkeluarkan batang
kemaluannya.
“Ah.., ah.., awww.., sstt.., ah..,” mulutku mulai mendesis
berulangkali karena rangsangan yang ditimbulkan Donny.
Sedang asyiknya aku dan Donny bersenggama, Dewi yang tidur
di sebelah kami terbangun. Dia melihat kami sedang asyik bersenggama, lalu ikut
bergabung bersama kami. Dewi menyodorkan payudaranya yang luar biasa besar
berukuran 38D ke mulut Donny. Lidah Donny segera menjilati payudara Dewi dan
kemudian mulutnya asyik mengisap puting payudara Dewi berulangkali. Melihat
itu, tanganku mulai nakal. Kususupkan jari telunjuk dan tengah tangan kananku
ke lubang kemaluan Dewi. Aku asyik memainkan jari-jariku ke luar masuk lubang
kemaluan Dewi. Dewi membiarkan saja, malah dia semakin lebar mengangkangkan
kedua pahanya, sehingga jari-jariku bisa leluasa keluar masuk lubang
kemaluannya.
Aku sendiri sudah dua kali mencapai orgasme karena tak kuasa
menahan nikmat yang ditimbulkan kocokan batang kemaluan Donny di lubang
kemaluanku. Namun Donny tampaknya belum lelah, dia masih asyik menyetubuhiku
sambil mulutnya mengisap payudara Dewi. Andre yang terbangun melihat kami
bertiga di lantai ikut bergabung. Andre meminta Dewi mengisap batang
kemaluannya, dan Dewi tak menolaknya. Di sebelahku, Dewi mengisap batang
kemaluan Andre dengan penuh gairah. Tiba-tiba kulihat Tommy juga terbangun. Dia
pun bergabung bersama kami. Tommy segera menyodorkan batang kemaluannya ke
depan mulutku, dan aku segera membuka mulutku dan mengisap batang kemaluan
lelaki yang tadi telah beberapa kali menyetubuhiku.
Kini, kami kembali berpesta orgy sex. Sebelumnya, kami sudah
melakukan itu, dan karena lelah, kami semua tertidur. Setelah terbangun,
rupanya kami – termasuk aku – masih belum puas, dan sekali lagi melanjutkan
pesta orgy sex kami. Nikmatnya memang berbeda dibandingkan hanya bersenggama
antara satu pria dan satu wanita saja. Kalau orgy sex rasanya lebih nikmat,
karena aku yang wanita bisa merasakan berbagai batang kemaluan pria dan juga
berbagai macam gaya dan posisi seks.
Donny tiba-tiba mempercepat goyangannya, rupanya dia sudah
hampir sampai klimaksnya, dan tak berapa lama kemudian, Donny menyemprotkan air
mani dari batang kemaluannya di dalam lubang kemaluanku. Tommy mencabut batang
kemaluannya dari mulutku, dia mengambil tissue, membersihkan lubang kemaluanku
sekedarnya saja, dan segera memasukkan batang kemaluannya yang sudah tegang
membesar ke dalam lubang kemaluanku.
Kini, Tommy yang menggoyang-goyangkan pinggulnya dan
menyetubuhiku. Aku lagi-lagi mencapai orgasmeku, sementara kulihat Andre juga
telah mencapai klimaksnya dan menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di
dalam mulut Dewi. Sebagian air mani itu meleleh keluar mulut Dewi, sementara
Dewi masih terus mengisap kuat-kuat batang kemaluan Andre agar seluruh air mani
Andre tertumpah habis dari batang kemaluannya. Andre kemudian mencabut batang kemaluannya
dari mulut Dewi, lalu Dewi menyeka sisa-sisa air mani Andre dengan tangannya
dan tangannya yang penuh dengan sisa-sisa air mani Andre disekanya ke
payudaranya.
“Biar tetek gue makin asyik kalau sering kena peju cowo,”
ujar Dewi bergurau sambil tertawa.
Tapi aku tak sempat memperhatikan lagi kelanjutannya, karena
bersamaan aku mencapai orgasmeku yang kesekian kalinya, Tommy juga mencapai
klimaksnya dan menyemprotkan air maninya di dalam lubang kemaluanku. Namun
Tommy dengan sigap mencabut batang kemaluannya dari lubang kemaluanku, lalu
menyodorkannya ke depan mulutku.
“Susi, isep dong, sayang,” pintanya.
Aku segera memasukkan batang kemaluan Tommy ke dalam mulutku
dan mengisapnya kuat-kuat. Kurasakan Tommy masih beberapa kali menyemprotkan
air maninya yang tersisa di dalam mulutku. Wah, rasanya air mani Tommy banyak
sekali sampai meleleh keluar mulutku.
Ya, itulah kisahku berpesta orgy sex. Mulanya Andre, mantan
pacarku yang mengajakku ke pesta ulang tahun Dewi pacar barunya. Aku yang
memang putus dengan Andre tapi masih berteman baik tak menolak. Ternyata yang
terjadi adalah pesta sambil nonton VCD porno Barat dan Mandarin, dan berakhir
dengan pesta orgy sex di kamar Dewi.
Aku memang tidak tabu melakukan hubungan seks. Bagiku,
asalkan suka sama suka dan sama-sama menginginkannya, kenapa harus ditolak. Aku
memang sudah cukup berumur. Walaupun demikian, di atas ranjang, aku tak kalah
dengan wanita-wanita muda dalam bermain seks dengan posisi apa pun. Aku kini
tinggal di sebuah apartemen di Jakarta Selatan, bersama seorang adik wanitaku,
Yanti, yang masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat.
Aku sendiri bekerja sebagai asisten direktur sebuah perusahaan periklanan di
daerah segitiga emas Kuningan, Jakarta Selatan.
Aku pindah ke Jakarta setelah aku selesai kuliah di
Yogyakarta. Sebelumnya, dari SD sampai SLTA, aku tinggal di Solo. Ketika kelas
II SMP, aku mengenal seks pertama kali. Pacarku yang saat itu sudah kelas II
SMA,
mengajakku melihat-lihat majalah porno. Lama-lama kami
berdua mulai terangsang, namun karena masih takut melakukan hubungan seks alias
bersenggama, maka pacarku itu – namanya Agus – hanya menjilati lubang
kemaluanku, sebaliknya aku pun mengisap batang kemaluannya sampai Agus klimaks
dan keluar air maninya.
Ketika aku di SMA, aku baru mulai berani bersenggama. Pindah
ke Yogyakarta, aku kost sekamar dengan Titi. Temanku ini memang cantik dan
seksi, dan dengan Titi di Yogyakarta itu aku mengenal berbagai gaya bermain
seks. Mulai dari yang biasa, sambil duduk, bersenggama di kamar kecil kampusku,
sampai lewat Titi, aku mengenal anal sex. Titi mengajak aku berkenalan dengan temannya
keturunan Arab yang mempunyai batang kemaluan amat besar. Aku suka-suka saja
disetubuhi teman Titi itu, sampai teman Titi – si Arab itu – yang mengajarkan
anal sex, dengan memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang pantatku.
Walaupun sudah pakai krim, mula-mula terasa sakit, tetapi lama-lama aku
menyukainya juga.
Ketika pindah ke Jakarta, aku langsung berkenalan dengan
pria-pria keren dan merasakan kehangatan mereka menyetubuhiku. Kini, dalam
seminggu aku paling sedikit harus bersenggama empat kali, mungkin karena nafsu
seksku yang semakin besar saja. Hanya saja, sampai saat ini, adikku Yanti,
masih belum tahu petualangan seks yang aku lakukan, dan aku juga tak mau
menceritakannya. Apa perlunya? Cuma lama-lama Yanti rupanya tahu sendiri.
Mulanya, hari itu aku mengajak dua pria yang kukenal semalam di sebuah diskotek
di Jakarta Pusat, untuk mampir di apartemen. Benny dan Hermanto, dua kenalan
baruku itu tak menolak. Siang hari sekitar pukul 13.00, keduanya tiba di
apartemenku.
Aku menyambut keduanya dengan hangat. Kami asyik
berbincang-bincang mengenai bisnis kami di bidang periklanan. Kebetulan
keduanya juga bergerak di bidang periklanan. Sampai suatu saat Benny mengatakan
bahwa minggu lalu dia baru kenalan dengan gadis cantik calon model iklan di perusahaannya.
Tadi Benny hanya iseng-iseng saja menggoda Nindya, gadis model itu. Namun
rupanya Nindya juga senang digoda. Di kamar kerjanya, setelah menutup rapat
pintunya, Benny menggoda Nindya sambil berkata, “Payudara kamu bagus ya, boleh
lihat nggak?”
Nindya ternyata tak keberatan. Dia melepaskan blouse dan
behanya, dan terpampanglah di hadapan Benny, sepasang buah dada yang ranum dan
indah. Benny kemudian nekad memegang dan mulai meremas-remasnya, dan Nindya
diam saja, hanya sedikit tersenyum. Maka Benny melancarkan taktik lainnya, dia
membisikkan di kuping Nindya, “Aku mau lihat vagina kamu yang pasti indah
dengan bulu-bulu kemaluannya. Boleh kan?”
Nindya tersenyum lagi, dan tanpa ragu-ragu mengangkat roknya
dan segera melepaskan celana dalamnya. Lalu Nindya duduk di sofa ruang kerja
Benny dan mengangkang kedua kakinya lebar-lebar. Benny benar-benar terangsang
melihat lubang kemaluan Nindya yang kemerahan. Tanpa sadar Benny melepaskan
celana panjang dan celana dalamnya. Batang kemaluannya yang telah membesar
tegang, segera disambut oleh mulut Nindya yang mengisapnya penuh kenikmatan.
Akhirnya yang terjadi adalah persenggamaan luar biasa.
Aku mendengar cerita Benny langsung terangsang dan di depan
Benny serta Hermanto, aku melepaskan rok dan celana dalamku, sambil
memperlihatkan lubang kemaluanku kepada keduanya,”Kalau punyaku asyik juga
kan?”
Kami segera terlibat dalam permainan seks yang luar biasa.
Sisa-sisa air mani Benny dan Hermanto tertumpah di mana-mana, termasuk di sofa
dan meja apartemenku. Itulah yang kemudian dijadikan bukti oleh adikku Yanti
untuk mengetahui bahwa ternyata aku senang bermain seks.
Aku sudah takut, tapi Yanti menjawab enteng, “Ndak apa kok,
Mbak. Aku juga senang ngewe sama pacarku, nanti kalau Mbak Susi ngewe, aku
diajak juga ya.”
Jadilah sejak saat itu, aku dan Yanti saling membagi
pengalaman seks kami.
No comments:
Post a Comment