Pengalaman pribadiku sekaligus
pengalam pertama saat berpacaran dengan pacar pertamaku, aku dan pacarku sama
sama kehilangan perawan dan perjakanya, kejadiannya begini saat itu tepatnya
hari rabu aku tidak ada kuliah sehingga bebas mau main kemana saja dari pagi
sampai malam, pagi itu aku sudah mandi sambil mikir rencana mau kemana hari
ini.
Pacarku Eri sms denganku katanya
aku disuruh maen kesana ya udah sehabis makan dan ganti baju aku langsung
menstater motorku menuju ke rumah pacarku, selang satu jam dalam perjalanan aku
sudah sampai di rumahnya kabetulan juga dia juga libur.
Kutunggu agak lama setelah
memencet bel rumahnya, Eri membukakan pintu depan rumahnya, “lho kok sepi, pada
kemana ? tanyaku sambil masuk ke rumahnya, “oh Mama lagi ke Pasar Baru, si adik
sudah berangkat pagi ke sekolah, ada PR” katanya.
“Duduk dulu ya, aku mau pake baju
dulu nih, soalnya habis mandi buru-buru ada bel bunyi dan aku yakin pasti kamu
yang datang, jadinya cuman sempet pake handuk sama kaos aja”.
“Pasti belum pake baju dalam ya ?
tebakku sambil senyum.
“Ih dasar cowok, pikirannya yang
ngeres-ngeres aja, ” tapi suka kan …hi hi hi. Sambil berjalan ke kamarnya, aku
lihat pinggul dan pantat pacarku ini benar-benar aduhai, betisnya putih apalagi
pahanya pasti lebih ok dan yang paling memabukkan adalah buah dadanya yang
ranum dan montok, kaos ketatnya membungkus payudara indah tanpa bh itu dengan
sempurna, memperlhatkan lekukan dada wanita yang sempurna.
Kebayang waktu kenalan dulu, wih
tangannya putih sekali dan mulusnya ampun, banyak cowok yang suka sama dia,
tapi namanya cinta nggak bisa diboongin. “Sorry ya agak lama, nih kopi
kesukaanmu mas “, aku agak kaget juga “eh makasih ya” kataku sambil kaget dan
agak konak lihat pakaiannya,
Eri cuma make celana pendek tipis
batik yogya dan kaos tipis ketat coklat muda tanpa lengan dengan belahan kaos
rendah yang memperlihatkan belahan dadanya yang putih dan montok.
“Aku minum ya, wah masih panas
sekali’ kataku sambil megangin mulutku yang kepanasan,
Eri ketawa ” makanya kira-kira ya
kalau mau minum tiup dulu donk, mas”.
“Wah lihat nih, lidahku sampai
merah gini, mesti diobatin nih kalau nggak bisa dioperasi “kataku.
“Aduh kacian, sini ibu guru lihat
dulu” kata Eri sambil duduk disampingku dan memegang mulutku, aku diam dan
memperlihatan lidahku yang kepanasan, sementara kuhirup wangi tubuhnya yang
habis mandi, hmm. Kudekatkan dudukku pada tubuh Eri, sambil tangannya
melihat-lihat lidahku,
Tanganku memeluk pinggulnya dari
samping sambil kulirik belahan dadanya yang putih, montok menantang dan
menggairahkan itu. Sambil kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuh dan
payudaranya yang montok membuat kontolku bangkit dan mulai membesar dengan
cepat,
Hingga menyesakkan celana yang
kupakai, “idih, kok sampai merah gini” kata Eri, tiba-tiba mulutku dilumat
olehnya dan tanpa menunggu lagi sambil tetap kupeluk tubuhnya akaupun gantian
memgulum, melumat dan mencium bibir seksinya dengan penuh gairah,
Satu hal yang kusuka dari
pacarku, meskipun dia orangnya pendiam kalau urusan lumat melumat dia jadi
sangat ahli sekali, dan lumatan bibir seksinya sungguh sangat menggairahkan.
Tiba-tiba Eri mengangkat pantatnya dan duduk diatas pangkuanku,
Bongkahan pantatnya terasa sangat
hangat kenyal dan menekan kontolku yang sudah mengeras, “Ih adikku sudah
berdiri, katanya sambil menggoyangkan pantatnya diatas kontolku”.
Kulihat matanya sudah mulai nanar
dan sedikit berair, pandangannya mulai agak sayu, kemudian aku mulai beralih
menciumi leher putihnya dan sedikit jilatan dibelakang telinga,kelihatannya
salah satu titik rangsangnya ini sangat menggairahkan nafsu seks-nya,
Lebih kebawah lagi, kuraba dari
luar bongkahan payudaranya sudah sangat mengeras dan lebih membesar dari
biasanya, pelan kuangkat kaosnya dan sepasang penutup BH-nya, payudara yang
putih dan montok itupun menyembul dari dalam BH hitam yang dipakainya,
Sangat kontras sekali dengan
dadanya yang sangat putih dan montok itu. Kuciumi dengan rakus payudara montok
itu dan kujilati dengan lidahku, sampai akhirnya ke titik pusat dadanya,
putting susunya yang sudah tegak seperti penghapus pensil di ujung,
Kujilati putting susunya dan
ternyata titik inipun sangat mempengaruhi gairahnya, terlihat kedua tangannya
dilepas dari pelukannya dan tangannya memegang dan menarik rambut panjangnya
kebelakang sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan.
Tiba-tiba tubuhnya menggelinjang
kuat sekali dan memeluktubuhku erat sekali sambil digoyang-goyangkan pantatnya
diatas kontol tegakku dan akupun terasa dikeliilingi daging nikmat, dari
sepasang dadanya yang montok dan ranum serta dibawah bongkahan pantatnya yang
nggak kalah montok dan padat.
Sejenak dia terdiam sambil tetap
memelukku dan dia menggelendot manja diatas pangkuanku, “Mas, kita kemarku yuk,
takut di ruang tamu ada yang masuk, lagian disana kan lebih leluasa, tapi aku
minta digendong ya ..? pintanya manja.
Sambil tangannya memelukku,
akupun menggendong tubuhnya yang ramping dan montok itu ke kamarnya yang
lumayan jauh dari ruang tamu. Setelah menaruh Eri diatas kasur, kuhampiri tape
disamping tempat tidurnya dan kusetel lagu Forever In Love-nya Kenny G yang
sampai saat ini menjadi lagu kenangan kami berdua.
Dalam ketegangan kontolku dan
nafsu yang sudah naik, kuhampiri Eri, Kucium lembut bibirnya dan seluruh
wajahnya mulai dari keningnya, jidat, matanya yang terpejam, hidung dan
akhirnya kukecup dan akhirnya kulumat bibir seksinya, tanganku tak tinggal diam
mulai dari kaos dan BH-nya kubuka perlahan dan celana dalam hitam kecilnya yang
menutupi lembah dan jembut halusnya,
Sambil terpejam Tangan Eri meraih
kancing dan resluting celanaku dan didapatinya kontolku yang sudah tegak
berdiri, kubantu melepas baju yang kukenakan sehingga kita berdua telanjang
bulat dan hanya celana dalam Eri yang masih dipakainya. Tiba-tiba tubuhku
didorongnya, “berdiri dulu sayang, katanya,
Akupun turun dari tempat tidur
dan Eri pun duduk ditepi tempat tidur dan sambil membelai kontolku yang sudah
sangat tegang, ” Aku belum pernah lihat titit lelaki dewasa, tetapi punyamu
besar sekali mas, sampai-sampai tanganku rasanya mantap sekali memegangnya,
boleh aku belai sayang,
“Tentu, belai ciumi dan manjakan
kontol besar ini sayang, kataku. Kontolku sebenarnya nggak terlalu besar ya
kira-kira pernah kuukur pakai penggaris panjangnya 15 cm dan bonggolnya sebesar
pepsodent ukuran jumbo, yah perfectable size-lah menurut ukuran pacarku.
Sejak pertama kali mengenal oral
sex hingga hari ini, Eri menunjukkan antusias yang sangat tinggi dengan
kontolku, matanya sempat terbelalak saat pertama melihat dan memegang kontolku
yang sudah ereksi.
Apalagi saat pertama kali
melakukan “karaoke”, istilahku jika ingin di-oral-sex sama pacarku, cara
memperlakukan kontolku benar-benar istimewa, saat kutanya emangnya sudah pernah
karaoke ya, pacarku marah besar, bagaimana mungkin jawabnya, ciuman bibir aja
baru dengan kamu , dan akupun teringat first kiss buatku dan buat dia
benar-benar berkesan,
Habis sama-sama baru sekali itu
sih. Sambil duduk dipingggir kasur kubuka pahaku sehingga kontolku yang sudah
ereksi terlihat menantang seperti tugu monas, Eri jongkok dibawah sambil
membelai perlahan kontolku, jari jemarinya menari-nari sepanjang kontolku
mengikuti urat-uratnya yang menonjol sambil sesekali meremas dengan gemas,
Kulihat payudara Eri sangat
menantang dan sesekali kuremas juga susunya. Dari pangkal kontolku, dekat anus,
tiba-tiba Eri menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat bonggol kontolku, jilatan
itu kemudian berpindah keatas mengikuti batang kontolku,
Hingga akhirnya kepala kontolku
dijilat dan disedot perlahan-lahan. Kurasakan aliran darah mengalir keras
disepanjang urat kontolku, dan ketegangannya mungkin sudah mencapai 100%,
kepalanya membesar seperti helm tentara,
Warnanya kemerah-merahan dan
berdenyut-denyut nikmat sekali. Sampai akhirnya batang kontolku mulai dilumat
dan dimasukkan ke dalam mulutnya, perlahan-lahan hingga kurasakan menyentuh
ujung tenggorokannya, sementara masih tersisa sekitar 5 cm.
“Masukkan semuanya dong, pintaku,
“Gimana mau masuk lagi, kontolmu terlalu panjang buat mulutku, katanya sambil
melepaskan kulumannya. Akhirnya keluar masuk kontolku dimulutnya, wah rasanya
nikmat sekali, mungkin seperti ini rasanya bersenggama, pikirku,
Kami memang selama ini belum
pernah melakukan persetubuhan hingga memasukkan kontolku ke dalam vaginanya,
yah hanya sekedar berbugil sambil menjilat dan mengulum alat kelamin dan
orgasme tanpa melakukan senggama.
Suasana pagi yang sejuk, karena
jendela kamar yang terbuka ditambah alunan instrumen Kenny.G membuat kami
sama-sama terbuai dan lupa dengan segala sesuatunya. Sambil kujamah
payudaranya, Eri kutarik dan kurebahkan di atas tempat tidur, wajahnya
benar-benar merangsang, matanya berbinar,
Bibirnya memerah dan payudara
sangat kencang dan memadat dengan putting susu yang mengeras. Seperti diawal
aku mulai menciumi wajah dan bibirnya kemudian aku turun kebawah, kuciumi dan
kujilati mulai dari jari-jemarinya yang putih mulus hingga ke betis indahnya,
Sambil kubelai dan kusentuh paha
mulusnya, tanpa terasa aku menyentuh CD hitamnya dan perlahan kuturunkan dan
kulepaskan, Eri diam dan hanya mendesah-desah menahan kenikmatan itu. Sampai di
pahanya kubelai dan kuciumi paha mulusnya seinchi demi seinchi kelihatan sekali
dia begitu terangsang,
Sebelum sampai ke pangkal
pahanya, aku naik dan mulai menjilati dadanya. Payudara yang putih dan mulus
itu kuremas sambil mulai kujilati melingkar hingga sampai ke putingnya kujilati
dan kusedot penuh nafsu, Kulihat pinggul dan pantat Eri bergerak dan
menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan jilatan, sedotan dan remasanku.
Kujilati kebawah lagi dan sampai
ke perut Eri yang sangat mulus dan akhirnya hingga ke bukit indah yang
ditumbuhi rumput hitam yang halus dan sangat kontras dengan kemulusan tubuhnya.
Kusibakkan bulu-bulu halus yang menutupi vagina pacarku, terlihat bibir
vaginanya masih tertutup rapat,namun terlihat disitu ada cairan
disekelilingnya, ternyata dia sudah mulai basah.
Kubuka sedikit dan terlihat
kelentitnya berwarna merah jambu, kecil, menonjol dan kelihatan membasah,
kuraba perlahan, Eri melenguh keras dan menggoyangkan dan mengangkat pantatnya,
Kuraba perlahan dengan jari telunjukku dan akhirnya mulai kujilati dengan ujung
lidahku, kembali terdengar erangan dan lenguhannya merasakan nikmat yang luar
biasa.
“Mas, tolong aku sayang, masukkan
kontol besarmu ke vaginaku, aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan ini,
pintanya sambil setengah menangis.
“jangan sayang, kita belum boleh
melakukan ini, toh nanti kita juga akan menikah, kataku masih sadar, meskipun
aku jiga sudah tidak kuat lagi menahan nafsuku.
“Biarlah mas, aku rela mmberikan
perawanku untukmu sayang, aku sangat mencintaimu dan aku takut kehilangan
dirimu, kata Eri, sambil mulai menarik kontolku ke arah vaginanya yang
membasah. Kontolku yang sudah agak menurun, mulai bangkit lagi begitu menyentuh
bibir vagina Eri, sangat tegang dan begitu membesar.
Dengan masih deg degan akhirnya
sedikit demi sedikit kumasukkan batang kontolku ke dalam vaginanya, saat kucoba
menyelipkan kepala kontolku ke mulut vaginanya rasanya peret dan sulit sekali,
kulihat Eri sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit, “aaah”
,
Namun akhirnya kepala kontolku
sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangat vaginya, perlahan kumasukkan
seinchi demi seinchi, pada centimeter ke 3 menuju ke 4, Eri tiba-tiba berteriak
dan menjerit,
“Aduh mas sakit sekali, katanya,
seperti ada yang menusuk dan nyerinya sampai ke perut”, katanya. “Aku cabut aja
ya ?” ” Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini, aku yang sudah merasa
kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi
batang kontolku.
Kulihat Eri meneteskan air mata,
namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya kontolku
hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yang belum pernah kurasakan, kontolku
serasa digigit bibir yang kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali.
Akhirnya kamipun mulai menikmati
hubungan badan ini, ” mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar
masukkan kontolmu mas, rasanya nikmat sekali. Perlahan aku mulai mengayun
batang kontolku keluar masuk ke vagina Eri,
Kulihat tangannya diangkat dan
memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya,
sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga
akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta kontolku untuk
dimasukkan dalam-dalam ke vaginanya.
Beberapa kali ayunan, akhirnya
aku agak yakin dia sudah tidak begitu merasakan sakit di vaginanya, dan
kupercepat ayuhan kontolku di vaginanya. Eri berteriak-teriak dan tiba
merapatkan jepitan kakinya di pantatku,
Kepala menggeleng-geleng dan
tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme,
pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan
jepitannya di pantatku,
Kurasakan payudara besarnya
tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan
kubenamkan kontolku seluruhnya di dalam vaginanya. ” Oh, mmmas aku keluar….
Ahhhhhhhhhhhhh ….ahhhhhhhhhhhhh…. ahhhhhhhhhhh,
Aku merasakan nikmat yang amat
sangat, kontolku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di
kontolku, dan aku yakin kontolku sangat tegang sekali dan begitu membesar di
dalam vagina Eri, sepertimya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku.
Kubuka sedikit jepitan kaki Eri
dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Eri, kulihat ada cairan kental
berwarna kemerah-merahan dari vagina Eri, kontolku rasanya licin sekali dialiri
cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh kontolku keluar masuk dari
vagina Eri, nikmat sekali rasanya.
Ada mungkin delapan sampai
sembilan kayuhan kontolku di vagina Eri, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang
akan meledak dari dalam kontolku dan akhirnya …. Crooot …croooot ….crooot
…crooot. Kontolku yang sudah kucabut dari dalam vagina Eri,
Kudaratkan di atas perut mulusnya
dan semburan air kejantananku muncrat sampai ke rambut, pipi,sebagian mulutnya,
payudara dan diatas perut Eri, kuurut-urut batang kontolku dan tetesan air
maniku berjatuhan di atas jembut halus kekasihku.
Aku merebahkan diri disamping
tubuh mulus Eri, kupeluk dia sambil kubelai rambutnya, Eri terpejam, diam dan
tiba-tiba dari ujung kedua belah matanya yang terpejam menetes air mata. Kuseka
air matanya dan kupeluk dia erat-erat, dan dia memelukku juga,
” Mas, hari ini aku sudah
persembahkan kesucianku untukmu, sesuatu yang berharga yang kumiliki telah
kuberikan padamu, aku nggak mau kehilangan dirimu dan tak akan kulupakan seumur
hidupku peristiwa indah hari ini … Aku sangat mencintaimu mas”.
Eri bangun dari rebahannya,
mengambil saputangan dan membersihkan bercak dari sela-sela vaginya yang telah
bercampur dengan cairan kenikmatannya, saputangan biru itu berbercak merah,
memenuhi hampir setengah lembar saputangan biru itu.
“Saputangan ini akan kusimpan
selamanya, sebagai tanda buat cinta kita, mas” Aku terdiam, kemudian kubelai
rambut indahnya, kukecup keningnya dan kukatakan, ” Hari ini 14 November 1994,
aku telah kau berikan sesuatu yang berharga darimu, keperawananmu membuktikan
cinta sucimu, aku juga sangat mencintaimu, kuambil keperawananmu dengan
keperjakaanku, dan tak kan kulupakan hari ini selama hidupku”.
Dalam keadaan sama-sama bugil,
kupeluk tubuh Eri, kehangatan tubuhnya mengalir ke setiap pori-pori dan diapun
meraskan hal yang sama, ” tahun depan aku sudah lulus, selanjutnya aku akan
melamarmu dan kita akan menikmati cinta kita selamanya, aku mencintaimu Eri”.
” Mas, aku bangga memilikimu,
lelaki sepertimu yang memang aku idamkan selama ini”. Keringat yang mengalir di
badanku diseka Eri dengan handuk dan dia membersihkan kontolku dengan handuk
basah, akupun jadi terangsang lagi,
” Ih, si Adik kok bangun lagi, kamu
benar-benar perkasa mas”, aku tersenyum, sebenarnya aku masih ingin melakukan
sekali lagi tapi jam sudah menunjukkan jam 11.30, aku takut kalau tiba-tiba
mamanya pulang. Kugandeng tangan Eri dan membawanya ke kamar mandi dan dibawah
guyuran shower kamar mandinya kita mandi bersama,
Saling menyabuni dan bercanda
bersama, Kontolku menjadi tegang saat mandi dan Eri sempat memasturbasi
kontolku yang sudah tegang dengan busa sabun, tangannya yang halus sangat
lincah mengocok batang kontolku,
Sekitar lima menitan air maniku
sempat keluar lagi dan muncrat sampai ke atas seperti air mancur, Eri tertawa
puas, menciumiku dan melanjutkan mandi sampai selesai. Selesai mengeringkan
badan, rambutku dikeringkan Eri dengan hairdryernya, kupakai bajuku dan kitapun
kembali ngobrol di ruang tamunya, ngopi, ngobrol dan bercanda sambil bermesraan
menikmati hari indah itu.
No comments:
Post a Comment